Ratna Septiyaningsih

Timun Mas adalah salah satu legenda rakyat dari Jawa Tengah yang menggambarkan perjuangan seorang gadis dalam melarikan diri dari raksasa bernama Buto Ijo. Kisah ini mengandung pesan tentang kecerdikan, keberanian, serta kebaikan seorang ibu dalam melindungi anaknya.

Dalam cerita ini, seorang janda bernama Mbok Srini mendapatkan biji mentimun dari Buto Ijo dengan janji bahwa jika biji tersebut ditanam, akan tumbuh seorang anak. Namun, anak itu harus diserahkan kepada Buto Ijo saat telah dewasa. Dari mentimun yang tumbuh, lahirlah seorang bayi perempuan yang diberi nama Timun Mas.

Ketika Timun Mas tumbuh besar, Mbok Srini yang tidak ingin kehilangan anaknya meminta petunjuk dari seorang pertapa. Sang pertapa memberikan bekal ajaib berupa biji mentimun, jarum, garam, dan terasi untuk membantu Timun Mas melarikan diri dari Buto Ijo.

Saat Buto Ijo datang menagih janjinya, Timun Mas segera melarikan diri dan menggunakan bekal ajaib tersebut. Biji mentimun yang dilemparnya berubah menjadi ladang mentimun yang menjalar, jarum menjadi hutan bambu runcing, garam menciptakan lautan, dan terasi menjadi lumpur hisap yang akhirnya menenggelamkan Buto Ijo. Dengan demikian, Timun Mas berhasil menyelamatkan diri dan kembali hidup dengan damai bersama Mbok Srini.

Karya ini lahir dari kekaguman pada kisah Timun Mas, sebuah cerita yang selalu terasa dekat di hati. Dengan menangkap momen paling berharga dalam kisah ini, saat Timun Mas berlari dengan harapan, membawa bekal ajaib dari Mbok Srini.

Mbok Srini, dengan penuh kebaikan hati, merawat Timun Mas sejak bayi dan memberinya bekal ajaib untuk menghadapi Buto Ijo. Meski sadar harus melepaskan anak yang ia besarkan dengan cinta, Mbok Srini tetap memberi yang terbaik agar Timun Mas bisa bertahan. Ini bukan sekadar cerita pelarian dari Buto Ijo, tetapi kisah tentang kebaikan seorang ibu yang rela melakukan apa pun demi melindungi anaknya.

Warna-warna hangat menggambarkan kasih sayang Mbok Srini, sementara nuansa gelap Buto Ijo memperkuat ketegangan perjuangan Timun Mas. Ini adalah pengingat bahwa keberanian dan cinta selalu menjadi cahaya di tengah ancaman.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top