Karya tersebut mengambil subtema “Kebaikan Cerita Asli Indonesia”. Karya ini terinspirasi dari salah satu lagu daerah berasal dari Provinsi Riau yaitu “Lancang Kuning” yang dimana lagu tersebut menceritakan tentang perjalan sebuah kapal tradisional Riau bernama Kapal Lancang Kuning yang berlayar pada malam hari dengan harapan nahkoda faham membawa kapal di laut dalam agar selamat sampai tujuan, yang memiliki pesan bahwa sebagai pendoman bagi masyarakat dan ajaran pemimpin dalam mengerjakan tugasnya yang bersimbol kekuatan, ketahanan dan kewaspadaan. Adapun legenda dari cerita rakyat lancang kuning tersebut yang menceritakan tentang seorang putri lancang kuning yang menikah dengan pemuda gagah yang berhasil melawan pasukan kerajaan,namun sayangnya putri lancang kuning terluka dan meninggal. Putri lancang kuning berasal dari kerajaan makmur Di Bukit batu , Kabupaten Bengkalis.Seorang laki laki pada karya tersebut menggambar kan seorang nakhoda pemuda gagah berani yang berpakaian sederhana dan memakai tanjak Melayu Riau jenis “Nakhoda Trong”. Corak pada kain dibelakang adalah Corak “Akar pakis” Yang dimana corak ini merupakan corak khas dari provinsi Riau. Corak ” Akar pakis ” Ini memiliki makna yaitu ; yang pertama adalah sebagai simbol kekuatan dan ketabahan, akar yang kuat. Yang kedua adalah kesabaran dan ketekunan, proses pertumbuhan akar pakis itu lama jadi dibutuh kan kesabaran dan ketekunan. Yang ketiga adalah keharmonisan dengan alam. Dan yang terakhir adalah simbol kebijaksanaan dan pengetahuan, karena kemampuan akar pakis untuk menyerap nutrisi dan air dari tanah.Kenapa saya menggunakan kombinasi warna warna tersebut? Yang pertama pada latar belakangnya saya mengkombinasikan warna ungu dan oren yang terkesan seperti petang menuju malam, pada petang menuju malam umumnya nahkoda mempersiapkan kapal untuk berlayar malam hari nanti. Lalu saya menggunakan warna hijau pada kain batik yang bermotif “Akar Pakis” Yang menggambarkan keharmonisan alam identik dengan hijau yang memaknai kesuburan, di lukiskan dalam sebuah kain. Terlihat juga pemuda gagah berani atau yang di gambarkan sebagai nahkoda di sentuhkan warna coklat kesederhanaan yang terpakai pada dirinya, dengan ini bisa memaknai bahwa kesederhana bukan menjadi halangan untuk terus memimpin arus kehidupan ini, terus berjuang dengan gagah dan berani kendalikan gelombang arus dunia pada masa ini.