Dalam kilatan fajar palsu, amarah Bandung Bondowoso meledak saat jin-jinnya lenyap tertipu kokok ayam. Bukan karena mentari sejati, melainkan akal licik Roro Jonggrang dan para petani yang membakar jerami serta menumbuk padi hingga langit berpendar jingga. Dengan senyum penuh tipu daya, Roro Jonggrang berdiri anggun di hadapan Candi Prambanan yang masih separuh jadi, sementara “Aksara Sosro” , kitab mantra sakti Bandung Bondowoso, melayang memancarkan energi terakhirnya. Namun, di tengah kisah epik ini, “Teh Botol Sosro” hadir sebagai esensi kehidupan. Cairannya mengalir menyuburkan tanah, menjaga padi tetap tumbuh, sekaligus menjadi sumber kekuatan dan keseimbangan antara manusia, alam, dan legenda. Setiap tegukan bukan sekadar rasa, melainkan warisan sejati.