Khansa

Raden Ajeng Kartini lahir dalam keluarga bangsawan Jawa yang masih menganut tradisi ketat, sehingga saat menginjak usia remaja, ia harus dipingit dan dilarang melanjutkan pendidikan formalnya. Namun, semangat belajarnya tak padam, sang kakak meminjaminya berbagai buku yang membuka wawasan Kartini tentang kesetaraan dan perjuangan perempuan. Terinspirasi dari bacaan-bacaan tersebut, ia mulai menulis surat kepada sahabat-sahabatnya di Belanda, mengungkapkan kegelisahan dan pemikirannya tentang pendidikan serta kebebasan perempuan. Kartini adalah sosok wanita yang pemberani hingga akhirnya Kartini memberontak terhadap adat yang membatasi perempuan, yang membuatnya di juluki sebagai ‘kuda liar’. Pada akhirnya Kartini menikah dengan Bupati Rembang yang mendukung cita-citanya. Setelah menikah, ia mendirikan sekolah bagi perempuan pribumi agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Sayangnya, Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun setelah melahirkan anak pertamanya, tetapi gagasan dan perjuangannya terus hidup. Surat-suratnya kemudian dibukukan dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang,” yang menginspirasi lahirnya gerakan emansipasi perempuan di Indonesia. Berkat Kartini, kini perempuan memiliki kesempatan lebih luas dalam pendidikan dan karier, membuktikan bahwa perjuangannya membawa perubahan nyata bagi kesetaraan gender di Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top