Nanda Sukma Noer Handjoyo

Dalam karya ilustrasi kali ini, saya mengangkat kisah Baru Klinthing, yang konon dianggap masyarakat dulu sebagai asal muasal dari Rawa Pening yang terletak di Semarang, Jawa Tengah. Kisah ini tidak hanya sekedar cerita dongeng yang menghibur, tetapi mengandung cerminan mendalam tentang nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur kita. Mengajarkan kita bahwa perbuatan baik sekecil apapun, maka akan membawa ganjaran yang baik pula, sebaliknya per buatan buruk sekecil apapun, akan membawa keburukan pula dikemudian hari.
Dalam kisah ini, hiduplah seekor Ular naga bernama Baru Klinthing yang selalu dikucilkan oleh warga-warga desanya, Baru Klinthing ingin dapat bermain seperti anak-anak yang lain, hingga akhirnya ia mencari jawaban mengenai asal usulnya hingga terlahir sebagai seekor naga. Alih-alih mendapat jawaban langsung, ia diperintahkan untuk bertapa disebuah gunung. Singkat cerita, bertahun-tahun telah berlalu ia terbangun dalam wujud manusia. Namun badannya sangat kurus dan lusuh, ia tidak makan selama bertahun-tahun. Ia kembali ke desanya untuk meminta makanan namun warga desa justru mencerca nya. Namun ada seorang nenek yang membantunya, ia memberinya makan, seketika tubuh Baru Klinthing menjadi sehat dan kuat. Ia berterima kasih dan meminta nenek tua itu untuk membawa lesung dan pergi dari desa ini. Baru Klinthing kemudian kembali ke desa dan menancapkan setangkai kayu ke tanah, ia lalu menantang warga desa untuk mencabut tangkai tersebut. Tak ada satupun warga desa yang mampu, hingga akhirnya Baru Klinthing beteriak bahwa ialah sosok naga yang mereka cela selama ini. Ia lalu mencabut tangkai itu dengan mudah, kemudian terpancarkan lah air yang sangat deras dari lubang tersebut. Air tersebut menenggelamkan seluruh desa dan hanya Baru Klinting dan nenek tua tadi lah yang selamat berkat lesung yang disebutkan oleh Baru Klinthing tadi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top