Annisa Nur Nadhilla Husna

Dahulu, dikaki Gunung Lawu. Hiduplah sepasang suami istri yang hingga usia senja belum memiliki keturunan. Setiap hari pasangan ini selalu datang untuk memanjatkan doa. Hanya satu yang mereka minta kepada sang pencipta yaitu segera di diberikan seorang anak. Pasangan suami istri ini bernama Ki Pasir dan Nyi Pasir.
Dalam kesehariannya, mereka hanya berkebun di ladang dan berburu binatang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Hingga suatu hari datanglah kabar menggembirakan, Nyi Pasir akhirnya mengandung. Mereka berdua sangat Bahagia. Serasa semesta mendukung dan mengabulkan permintaan mereka selama ini. Setelah Nyi Pasir mengandung selama 9 bulan, lahirlah anak laki laki yang kemudian di beri nama Joko Lelung. Lengkaplah sudah kebahagiaan mereka sebagai pasangan suami istri.
Setelah kelahiran Joko Lelung, Ki Pasir dan Nyi Pasir bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dengan bertani dan berburu. Namun, mereka merasa lelah dan memohon kepada Sang Hyang Widhi untuk diberi kesehatan dan umur panjang.
Sang Hyang Widhi mengabulkan permohonan mereka dengan syarat mereka harus menemukan dan memakan telur di dekat ladang. Mereka menemukan telur tersebut, memasaknya, dan memakannya. Setelah menyantap telur, mereka merasakan gatal dan panas di sekujur tubuh. Kemudian, tubuh mereka berubah menjadi ular naga yang besar. Dalam wujud naga, mereka berguling-guling di pasir, menciptakan cekungan yang mengeluarkan air deras. Dengan kekuatan baru mereka, Ki Pasir dan Nyi Pasir berencana membuat cekungan yang lebih besar untuk menenggelamkan Gunung Lawu. Namun, Joko Lelung mengetahui niat jahat orang tuanya dan bersemedi memohon kepada Sang Hyang Widhi untuk menyadarkan mereka.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top