Kabaikan Cerita Asli Indonesia
I La Galigo adalah salah satu naskah epik terpanjang di dunia, berasal dari tradisi lisan Bugis, Sulawesi Selatan. Ditulis dalam bahasa Bugis kuno, naskah ini terdiri dari ribuan halaman yang menceritakan mitologi penciptaan dunia, kehidupan para dewa, dan perjalanan manusia awal. Epik ini diperkirakan berusia lebih dari 600 tahun dan menjadi bagian penting dari budaya Bugis, penuh dengan nilai spiritual, sosial, dan kosmologis.
Beberapa kisah epik dari Kisah ini yaitu
1. Penciptaan Dunia
2. Kisah Cinta Sawerigading dan We Tenri Abeng
3. Perjalanan Sawerigading ke Cina
4. Generasi Keturunan Sawerigading
5. Akhir Kisah dan Kembalinya Para Dewa
Namun pada karya ini berfokus pada Kisah Cinta sawerigading dan We Tenri Abeng.
Sawerigading, seorang pangeran tangguh dari kerajaan Luwu, adalah tokoh utama dalam naskah epik I La Galigo. Ia jatuh cinta kepada We Tenri Abeng, seorang perempuan cantik yang dikenal akan kecerdasannya dan kemuliaan hatinya. Namun, cinta mereka tak mungkin bersatu karena We Tenri Abeng ternyata adalah saudara kandung Sawerigading.
Patah hati dan larangan adat membuat Sawerigading bersumpah untuk tidak menikah di tanah kelahirannya. Namun, We Tenri Abeng memberitahunya bahwa di negeri Cina terdapat seorang putri bernama We Cudai, yang sangat mirip dengannya. Mendengar kabar ini, Sawerigading pun memutuskan untuk berlayar menuju negeri Cina demi menemukan We Cudai.
Perjalanan menuju negeri Cina bukanlah hal yang mudah. Sawerigading harus menghadapi badai besar, bertarung melawan bajak laut, dan menaklukkan berbagai tantangan di lautan. Namun, keberanian dan tekadnya yang kuat membawanya akhirnya sampai di istana Raja Cina.
Di sana, ia berhasil memikat hati We Cudai dengan kejujuran dan keberaniannya. Kisah cinta mereka pun menjadi awal persatuan dua budaya besar, Luwu dan Cina. Namun, perjalanan ini juga menjadi bukti bahwa cinta sejati tidak selalu berarti memiliki, melainkan menemukan jalan baru untuk menghargai takdir yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta.
Sawerigading dan We Cudai menjadi simbol cinta, pengorbanan, dan keagungan budaya dalam epik I La Galigo yang hingga kini dikenang sebagai salah satu warisan sastra terbesar di dunia.