Berasal dari daerah FakFak, Papua
Kisah dimulai dengan seorang perempuan tua yang hidup di pegunungan Bumberi, Fakfak.
Suatu hari seperti biasa dia pergi ke hutan untuk mencari makanan. Tibalah ia pada suatu tempat yang ditumbuhi pohon pandan yang penuh dengan buah. Tanpa berpikir panjang, perempuan tua itu pun memungut buah-buah dan memakannya.
Setelah memakan buah ia mulai merasakan hal-hal aneh di perutnya. Perempuan itu menyadari ternyata ia hamil. Dan tidak lama kemudian lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Kweiya.
Suatu hari seorang pria tua datang dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Kweiya, anak laki-laki dari perempuan tua tumbuh dewasa dan memiliki adik-adik tiri. Namun adik-adiknya iri dan mengeroyok Kweiya. Akhirnya Kweiya menyembunyikan diri dan meminta tali dari kulit pohon untuk membuat benang pintal.
Kweiya kemudian berubah menjadi burung cenderawasih dan terbang meninggalkan rumahnya. Ibunya menyusulnya dan juga berubah menjadi burung cenderawasih.
Adik-adiknya merasa menyesal dan saling menyalahkan, kemudian mereka berubah menjadi burung-burung lain dengan warna yang berbeda.
Ayahnya memanggil Kweiya dan istrinya untuk mengganti warna bulu mereka karena khawatir bulu yang indah itu akan mendatangkan malapetaka bagi mereka, tetapi mereka tidak mau.
Akhirnya, ayah mereka menjadi penguasa laut “Katdundur” hidup kesepian dan sedih.