Menceritakan tentang pemuda pemberani dari Negeri Sorumba yang bernama Tasahea, dia seorang diri menjadi umpan untuk menjebak burung raksasa yang dikenal dengan sebutan burung raksasa Kongga.
Burung tersebut telah mengganggu desa dan bahkan menghabisi ternak dan juga warga, namun berkat bantuan saran dari seorang sakti mandraguna bernama larumbalangi, warga setempat pun bergotong-royong untuk membuat jebakan berupa bambu runcing yang diberi racun dan ditancapkan keliling di padang bende, dan tasahea pun menjadi umpan, saat burung raksasa kongga datang menyerang, sayap burung raksasa tersebut tertusuk bambu, tidak membuang kesempatan, tasahea lalu menancapkan sebilah bambu ke dada burung raksasa tersebut, ia segera terbang tinggi, tak lama berselang, tubuhnya jatuh tepat diatas gunung kemudian mati. Gunung tersebut kemudian dikenal oleh Masyarakat Sulawesi Tenggara dengan sebutan Gunung Mekongga.
Pesan moral yang menjadi inpirasi untuk desain saya kali ini yaitu keberanian seorang pemuda untuk melindungi tanah airnya dari serangan burung raksasa jahat meskipun nyawa menjadi taruhannya serta Masyarakat negeri Sorumba yang memiliki persatuan dan jiwa gotong-royong yang sangat kuat dalam menghadapi musuhnya.
Detail lain yang ingin saya sampaikan yaitu terdapat 17 bilah bambu yang mengarah ke langit, jumlah bambu tersebut merupakan representasi dari tanggal 17 Agustus 1945 yang menjadi awal kemerdekaan Indonesia, serta teknik arsir cross hatching yang memberikan tekstur seperti anyaman atau tenunan pada warna ilustrasi merupakan simbolisasi terjalinnya ikatan persatuan yang kuat diantara Masyarakat Indonesia yang beraneka ragam.