Mira Rahman

Polo pendem merupakan idiom untuk makanan yang dikenal secara turun temurun dalam budaya masyarakat Jawa.
Disebut demikian karena jenis makanan ini didapat dari tumbuh-tumbuhan yang buahnya terpendam di dalam tanah, seperti singkong, ketela rambat (ubi jalar), mbothe (talas), bentol, kacang tanah, dan sejenisnya.

Filosofi yang terdapat dalam jenis makanan ini ternyata sangat dalam dan mengesankan, di mana terdapat makna kesederhanaan dan menjunjung tinggi persamaan derajat manusia.

Kesederhanaannya tidak hanya didapat dari sumber asalnya yang terpendam di dalam tanah dengan bermacam makna keberadaan tanah itu sendiri bagi manusia, hingga bisa diartikan sebagai pola hidup yang menjauhkan diri dari keserakahan duniawi.
Tanaman asalnya ini pun mudah ditemukan di sekitar kita dan tidak sulit dalam merawat tumbuhannya.
Cara pengolahannya juga terbilang sederhana, hanya dikukus atau direbus tanpa harus dibumbui lagi.

Penyajiannya sebagai tumpeng dalam selamatan, tidak dibuat meninggi tapi sejajar. Ini merupakan salah satu bentuk makna menjunjung tinggi persamaan derajat manusia sebagai dasar filosofinya.

Polo pendem hadir sebagai anugerah bagi alam Indonesia yang subur, yang memiliki nilai gizi tinggi bagi kesehatan masyarakatnya. Merasakan cita rasanya yang enak dan murni, lambang kesyukuran kita untuk selalu ingat karunia yang diberikan Tuhan, sebagai salah satu tugas kita untuk mengolah dan berharmonisasi dengan alam ciptaan-Nya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top