Ogoh-ogoh adalah patung raksasa khas Bali yang dibuat untuk perayaan Nyepi, terutama dalam upacara Pengerupukan, yang berlangsung sehari sebelum Tahun Baru Saka. Patung ini biasanya menggambarkan Bhuta Kala, yaitu makhluk mitologi yang melambangkan kekuatan negatif, kejahatan, dan sifat buruk manusia
Ogoh-ogoh mencerminkan konsep Rwa Bhineda (dualitas dalam kehidupan), di mana kebaikan dan keburukan selalu berdampingan. Dengan mengarak ogoh-ogoh keliling desa sebelum akhirnya dibakar, masyarakat Bali melambangkan pembersihan diri dan alam dari pengaruh negatif, agar memasuki Tahun Baru Saka dengan jiwa yang lebih suci.
Saat ini, ogoh-ogoh juga berkembang menjadi bagian dari seni kontemporer. Banyak komunitas pemuda berlomba menciptakan ogoh-ogoh dengan desain megah dan inovatif. Meski awalnya merupakan ritual sakral, kini juga menjadi ajang kreativitas dan daya tarik wisata.
Dengan keberadaannya yang penuh makna, ogoh-ogoh bukan hanya sekadar patung raksasa, tetapi juga perwujudan dinamika spiritual dan sosial masyarakat Bali.