Mhd. As’ari

Di sebuah desa di Pulau Nias, Sumatera Utara, hiduplah seorang pemuda. Sejak kecil, ia sering melihat para pria dewasa melakukan Fahombo Batu, tradisi lompat batu yang menandakan kesiapan seorang pemuda untuk menjadi pria sejati. Setiap kali melihat mereka melompat dengan gagah melewati tumpukan batu setinggi dua meter, Ia selalu bermimpi untuk bisa melakukannya suatu hari nanti.

Namun, lompat batu bukanlah hal yang mudah. Ia harus berlatih keras, menguatkan kaki, mengendalikan keseimbangan, dan menanamkan keberanian dalam hatinya. Setiap pagi, sebelum matahari terbit, ia berlari di pesisir pantai, melatih lompatannya di tanah berpasir, dan mendengarkan nasihat para tetua adat.

Hari yang dinantikan pun tiba. Seluruh desa berkumpul, menyaksikan pemuda itu yang kini berdiri di depan tumpukan batu. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berlari dengan penuh keyakinan. Ketika kakinya menyentuh papan pijakan, tubuhnya melesat ke udara. Semua mata tertuju padanya. Dalam sekejap, ia berhasil melewati batu tanpa menyentuhnya, lalu mendarat dengan mantap. Sorak-sorai menggema di seluruh desa. Ia telah lulus ujian keberanian dan dianggap siap menjadi bagian dari para pria dewasa.

Fahombo Batu bukan sekadar tradisi, tetapi warisan budaya yang mengajarkan nilai-nilai luhur bagi generasi muda agar menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan bertanggung jawab.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top