Cerita ini mengajarkan tentang konsekuensi dari perbuatan yang tidak baik. Jaka Tarub, yang mencuri selendang Nawang Wulan, akhirnya kehilangan kebahagiaan saat sang istri memilih kembali ke khayangan. Kisah ini menggambarkan hukum tabur tuai: keserakahan dan ketidakjujuran akan berujung pada kehilangan yang mungkin lebih besar dibandingkan yang telah diambil. Di baliknya, tersirat makna positif seperti pentingnya kejujuran, menghargai batasan, serta tanggung jawab atas setiap tindakan. Cerita ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati dibangun dari kepercayaan dan integritas, bukan tipu daya.