Athayya Refhana

Di sebuah desa yang dikelilingi pegunungan hijau dan sungai yang jernih, hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia adalah seorang petani sederhana yang penuh semangat, namun sering kali merasa kesepian. Suatu hari, saat Toba memancing di sungai yang tenang—seperti yang digambarkan dalam gambar, di mana ia berdiri dengan pancing di tangan dan topi di kepalanya—ia menangkap seekor ikan emas yang berkilauan, terlihat besar dan menakjubkan di tengah air biru. Ikan itu memandangnya dengan mata penuh kebijaksanaan, dan Toba merasa ada sesuatu yang ajaib darinya.

Dengan penuh rasa kagum, Toba membawa ikan emas itu pulang dan memutuskan untuk merawatnya di kolam kecil di belakang rumahnya. Malamnya, keajaiban terjadi: ikan emas itu berubah menjadi seorang wanita cantik berpakaian kuning, seperti yang terlihat dalam gambar di mana wanita itu berdiri dengan wajah penuh cahaya dan senyuman misterius. Wanita itu bernama Siti, seorang putri dari dunia bawah yang dikutuk menjadi ikan hingga seseorang menunjukkan belas kasih padanya. Toba dan Siti jatuh cinta, dan mereka menikah, hidup bahagia bersama, membesarkan seorang anak laki-laki yang cerdas dan energik, seperti yang terlihat dalam gambar keluarga kecil mereka yang tersenyum harmonis.

Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Anak mereka, yang nakal dan ceroboh, suatu hari lupa membawa makanan untuk ayahnya yang sedang bekerja di ladang. Marah dan kecewa, Toba memaki anaknya, menyebutnya sebagai “keturunan ikan.” Kata-kata itu menyakitkan hati Siti, karena mengingatkannya pada kutukan lamanya. Dalam kepedihan, Siti memohon pada dewa-dewa untuk mengakhiri penderitaannya. Gambar yang menunjukkan wajah Siti dengan ekspresi sedih dan tanda-tanda emosi di sekitarnya menggambarkan momen puncak emosi ini.

Dewa-dewa mengabulkan permohonan Siti, dan air dari langit turun deras, membanjiri desa mereka. Sungai dan kolam membesar, menenggelamkan segala sesuatu, termasuk Toba, Siti, dan anak mereka. Dari bencana itu, terbentuklah Danau Toba—danau raksasa yang damai dengan pulau kecil di tengahnya, Pulau Samosir, yang dalam legenda diyakini sebagai jejak keluarga Toba. Gambar danau biru dengan pulau hijau di tengah, dikelilingi oleh bayangan Toba, Siti, dan anak mereka, mencerminkan kisah tragis sekaligus indah ini, yang menjadi legenda abadi bagi rakyat di sekitar Danau Toba. Ikan emas yang terlihat berenang di danau menjadi simbol kehadiran Siti, mengingatkan semua orang akan cinta, pengorbanan, dan kekuatan alam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top