Karya ini menggambarkan kisah Legenda Putri Mandalika, apa ajaran yang ditinggalkan dari kisah ini kepada masyarakat sekitarnya, dan bagaimana ajaran tersebut menjadi teladan bagi masyarakat sekitar dan juga sebagai asal mula dari salah satu tradisi besar di pulau Lombok bernama “Bau Nyale”.
Putri Mandalika merupakan cerita legenda yang berasal Dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dikisahkan Putri Mandalika adalah seorang putri cantik yang rendah hati dan bijaksana. Kecantikan Putri Mandalika yang tak tertandingi ini menyebabkan banyak pangeran dari berbagai kerajaan berlomba untuk melamar Putri Mandalika yang kemudian menyebabkan konflik hingga dapat menimbulkan perang besar antar kerajaan. Mengetahui hal itu, Putri Mandalika tidak tega jika harus ada pertumpahan darah hanya demi melamar dirinya dan dia memutuskan untuk bertapa mencari jawaban dengan menanyakan yang Kuasa.
Pada hari ke-20 di bulan 10, Putri Mandalika mengumpulkan para pangeran di Pantai Seger untuk mengumumkan jawaban atas lamarannya. Di sana, dia berdiri di atas tebing dan menyatakan bahwa kebahagiaan yang diinginkannya adalah keberlanjutan perdamaian dan kemakmuran semua kerajaan. Kemudian tanpa ragu, dia melompat dari tebing menuju ombak laut.
Kejadian tersebut mengejutkan semua orang yang hadir disana. Dengan perasaan duka yang masih tersisa, tiba-tiba munculah cacing yang menyala didalam laut tempat putri Mandalika menghilang. Cacing yang kemudian disebut Nyale ini diyakini merupakan jelmaan dari putri Mandalika.
Cerita pengorbanan Putri Mandalika ini mengajarkan kita untuk selalu peduli terhadap sesama, tidak sombong, dan saling tolong menolong tanpa pamrih layaknya Putri Mandalika yang rela mengorbankan dirinya demi kepentingan rakyatnya, yang pada akhirnya menjadi asal-usul dari tradisi Bau Nyale masyarakat Lombok. Tradisi penangkapan nyale masih dilestarikan oleh masyarakat Lombok, sebagai penghormatan terhadap legenda Putri Mandalika