Dahulu, Ajeng Larasati, putri bangsawan, hidup bahagia hingga ibunya wafat. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita iri yang haus kekuasaan. Sang ibu tiri menuduhnya pembawa sial dan meyakinkan ayahnya untuk menyingkirkannya. Dengan bantuan dukun, ibu tiri mengutuk Larasati.
Suatu malam, saat kutukan mulai bekerja, kulitnya bersisik, tubuhnya terasa panas, dan kekuatannya bangkit. Ketakutan, ayahnya mengusirnya dari istana. Merasa dikhianati, Larasati melarikan diri ke Laut Selatan dengan hati penuh dendam.
Di sanalah ia bertemu dengan Nyi Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan. Sang ratu menawarkan kekuatan dan keabadian sebagai balas dendamnya, namun dengan syarat ia harus meninggalkan sisi manusianya dan mengabdi di dunia gaib. Dengan penuh kebencian, Larasati menerima tawaran itu. Tubuhnya berubah sempurna—dari pinggang ke bawah menjadi ular raksasa dengan sisik berkilauan seperti emas. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Nyi Blorong, Ratu Siluman Ular pemimpin pasukan gaib di Pantai Selatan.
Nyi Blorong diyakini sebagai pemberi kekayaan. Setiap gerakannya meninggalkan sisik emas, namun kekayaan itu memiliki harga. Siapa pun yang menginginkannya harus membuat perjanjian gaib dan menyerahkan tumbal.