Guna membahagiakan istrinya yang bernama Cici Riamas Cici Riantan yang bermimpi melihat ikan kalabau yang bersisik intan dan emas. Panji Pangaris Panji Pangarang berangkat juga ke sungai Balangan untuk menjala ikan dengan menggunakan sebuah sampan. Walaupun Sebelumnya dia sempat menolak permintaan sang istrinya karena hal itu dianggapnya hanyalah sebuah khayalan atau kembang tidur saja tetapi mimpi itu menjadi kenyataan ketika Panji Pangaris Panji Pangarang menebarkan jalanya maka didapatnya lah berbagai jenis ikan sesuai dengan mimpi sang istri. Saking senangnya sampan yang di kayuhnya membawa dia ke suatu tempat yang merupakan pertemuan antara sungai kecil di pahajatan dengan Sungai Balangan. Tiba-tiba jala yang ditebarkannya tidak dapat lagi ditarik ke atas Panjii Pangaris Panji Pangarang kemudian memutuskan untuk menyelam guna mengetahui penyebabnya, namun setelah sekian lama menyelam dia tidak muncul lagi. Karena lama tidak pulang, sang istri pun menyusul ke sungai. Sang istri menjadi sangat sedih, kemudian memutuskan untuk tetap setia menunggu di atas sebuah bebatuan di tepi sungai tersebut. Sang istri terus menangis dan menitikkan air mata. kemudian muncullah Panji Pangaris Panji Pangarang dalam wujud seekor naga. Kepada sang istri dia pun bertanya apakah ingin ikut bersamanya ataukah tidak karena adanya perasaan cinta yang dalam terhadap suaminya akhirnya dengan tulus ikhlas dia menyatakan ikut serta sehingga istri pun berubah wujud menjadi naga. Maka jadi lah mereka sepasang naga putih hingga saat ini sebagian penduduk percaya sepasang naga putih ini merupakan jelmaan dari Panji Pangaris Panji Pangarang dan Cici Riamas Cici Riantan tersebut bersemayam di gunung Batu Piring dan Bukit Pahajatan.
Menurut legenda sepasang naga tersebut pernah menampakkan wujudnya kepada masyarakat baru piring, namun yang terlihat hanya badannya saja yang berwarna putih dihiasi warna emas.