Tutup matamu sejenak, lalu tengoklah ke belakang. Kita lahir dari bangsa seribu pulau, tempat nenek moyang kita menaklukkan lautan, bukan untuk menghindari badai, tetapi untuk mengarunginya. Ombak datang dalam berbagai rupa—kadang lembut membelai, kadang ganas menguji. Begitu pula sejarah, yang membawa rintangan dalam bentuk belenggu penjajahan, perpecahan, keterbatasan, ketidakadilan, hingga arus zaman yang terus berubah. Namun, setiap hempasan bukanlah penghalang, melainkan ujian bagi jiwa pemuda-pemudi Indonesia.
Kita bukan sekadar pelaut, kita adalah penenun samudra. Dengan tekad yang tak lapuk dihantam gelombang, kita menyulam buih-buih keberhasilan, merajut setiap luka sejarah menjadi layar yang mengantarkan harapan ke cakrawala baru. Kini, bukalah matamu. Di hadapanmu, waktu terbentang seperti lautan luas. Pegang erat jarum dan benang takdirmu—jahitlah masa depan dengan keberanian, karena kita adalah anak ombak yang tak gentar menari di badai.