Arvy Ewaldo

Untuk memikat hati Dewi Sanggalangit, seorang pemberani bernama Prabu Kelana Sewandana harus memenangkan sayembara berupa pementasan megah berisikan 144 penunggang kuda putih kembar dan seekor binatang berkepala dua. Dalam pencariannya untuk memenuhi syarat sayembara, sang Prabu mengutus wakilnya, Bujang Ganong, seorang pendekar cerdik dan lincah, bersama dengan bala pasukan warok.

Perjalanan mereka dihadang oleh Singo Barong, makhluk sakti berkepala singa dengan burung merak yang selalu bertengger di atasnya. Sang Prabu memutuskan untuk menghadapinya, sehingga pertarungan dahsyat pun terjadi. Bujang Ganong dengan kecerdikannya menyusun strategi untuk menari dengan lincah dan memancing kemarahan Singo Barong hingga kehilangan fokus. Dalam kelengahannya, Prabu Kelana melancarkan serangan terakhir menggunakan Pecut Samandiman andalannya, dan berhasil menaklukkan Singo Barong.

Setelah kemenangan itu, Prabu Kelana bersama pasukannya kembali ke Wengker dengan menunggangi 144 ekor kuda putih kembar serta diiringi dengan tarian Singo Barong yang telah tunduk kepadanya. Ia akhirnya berhasil mendapatkan hati sang Dewi Sanggalangit. Pementasan indah ini kemudian dikenal sebagai pertunjukan Reog Ponorogo.

Legenda ini mencerminkan wajah asli kebaikan Indonesia lewat sifat Prabu Kelana yang penuh keberanian, kecerdikan, dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
Yuk, terus jaga budaya kita dan segarkan harimu dengan Teh Botol Sosro!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top