Dahulu kala, di Pulau Jawa, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Prambanan. Pengging diperintah oleh seorang raja sakti bernama Prabu Damar Moyo, yang memiliki putra perkasa bernama Bandung Bondowoso. Sementara itu, Prambanan dikuasai oleh raksasa kejam bernama Prabu Boko.
Suatu hari, Bandung Bondowoso menyerang Prambanan dan berhasil mengalahkan Prabu Boko. Setelah kemenangan itu, ia bertemu dengan Roro Jonggrang, putri Prabu Boko yang terkenal cantik jelita. Terpesona oleh kecantikannya, Bandung Bondowoso segera melamarnya. Namun, Roro Jonggrang tidak mencintainya dan ingin menolak, tetapi ia takut akan kemarahan Bandung Bondowoso.
Akhirnya, Roro Jonggrang memberikan syarat yang mustahil: Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi dalam satu malam. Dengan bantuan pasukan jin, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan tugasnya. Melihat hal itu, Roro Jonggrang cemas dan mencari cara untuk menggagalkannya. Ia pun meminta para wanita desa untuk menumbuk padi dan menyalakan obor, sehingga jin mengira fajar telah tiba dan segera pergi.
Saat menyadari tipu daya itu, Bandung Bondowoso murka. Ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu, yang kini dipercaya sebagai arca di Candi Prambanan. Sejak saat itu, kompleks Candi Prambanan dikenal sebagai “Seribu Candi”, meskipun hanya ada sekitar 240 candi yang tersisa.
Demikianlah legenda Candi Prambanan, yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang penuh dengan kisah cinta, pengorbanan, dan kutukan.