Putri Mandalika, putri Kerajaan Tonjang Beru di Lombok, terkenal karena kecantikan dan kebijaksanaannya. Namun, ketika banyak pangeran ingin menikahinya, ia khawatir pilihannya akan memicu konflik. Demi menjaga kedamaian, ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya dengan melompat ke laut di Pantai Seger. Tubuhnya lenyap, dan muncul nyale (cacing laut) yang dipercaya sebagai jelmaan sang putri. Ilustrasi ini menampilkan momen pengorbanan Putri Mandalika, dengan ombak besar yang menyelimuti tubuhnya, simbolisasi dari pengorbanannya. Dua pangeran melambangkan perebutan dirinya, sementara masyarakat di tepi pantai menangkap nyale sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya. Nyale yang menyatu dengan gaun sang putri melambangkan transformasinya menjadi berkah bagi masyarakat. Ilustrasi ini merefleksikan nilai-nilai pengorbanan, harmoni, dan pelestarian tradisi.