Dalam hamparan warna dan garis yang terjalin, karya ini membuka jendela menuju jiwa Kalimantan. Sosok orangutan, digambarkan dengan tatapan yang sarat makna, bukan sekadar representasi fauna, melainkan simbol kearifan alam yang tak lekang oleh waktu. Ia berdiri sebagai penjaga hutan, penjaga keseimbangan, dan penjaga kenangan purba yang terukir di setiap helai daun dan aliran sungai. Tema Penjaga Hutan Kaliantan menjadi mantra, sebuah janji untuk menjaga denyut jantung rimba yang semakin rapuh.
Desain kemasan Teh Botol Sosro, yang biasanya sekadar wadah, di sini menjelma kanvas yang menceritakan kisah. Kisah tentang pertemuan antara manusia dan alam, tentang harmoni yang seharusnya terjalin abadi. Setiap goresan, setiap warna, adalah refleksi dari keindahan yang tersembunyi di balik kabut hutan.
Di sudut kiri bawah, figur manusia kecil, sederhana, namun penuh harapan, menjadi saksi bisu dari keajaiban alam. Ia adalah representasi dari generasi yang akan mewarisi bumi ini, generasi yang diharapkan mampu menjaga warisan alam dengan penuh tanggung jawab. Burung-burung yang melayang bebas, adalah simbol dari kebebasan dan impian, mengajak kita untuk terbang melampaui batas-batas dunia material.
Karya ini bukan sekadar gambar, melainkan sebuah meditasi visual. Sebuah ajakan untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan alam, untuk menghargai setiap tetes embun, setiap hembusan angin, dan setiap makhluk hidup yang berbagi planet ini dengan kita. Ia adalah refleksi rimba dalam selembar kemasan, sebuah pesan yang disampaikan dengan keindahan dan kelembutan.