Fajrisa Maulinawati

“Harum abadi mengalir bagai cinta”

Di ujung timur pulau jawa hadirlah legenda mengukir kisah,
SRI TANJUNG
Kisah Seorang wanodya jelita bak ratna manikam, suci laksana tirta amerta. Ia lahir dari rahim dharma,di penuhi sinar Candra yang menitis dalam jiwanya.

Ketika takdir mempertemukannya dengan sidopekso,cinta mengalir laksana gangga suci. sang arya yang di hujani sanjaya, terjerat dalam prasangka. Ia termakan fitnah yang meracuni hati, hingga sukmanya gelap laksana malam tanpa rembulan.

Ucapan sri tanjung tulus terpatri
“Aku bersumpah atas nama dharma dan satya, bahwa diriku suci bak padma yang tumbuh di telaga tanpa cela”
Namun, sidopekso dilanda murka, menghunuskan belatihnya. Mengantar sri tanjung terperosok dalam sungai nan dalam.

AJAIB!!!! Dari tubuh Sri Tanjung terpancar tirta bening nan wangi. “Jika aku suci, maka biarlah air ini menjadi saksi” lirih Sri Tanjung sebelum lepas nyawa. Dan benar saja tirta mewangi bagai kasturi,mem buktikan jernihnya ketulusan hati.
Sidopekso pun tersungkur, tersadar dalam gulita dosanya. Tetapi, sang wanodya telah lenyap terjaring takdir. Hanya air suci yang mengalir, menjadi prasasti akan cinta yang tak ternodai.

sejak itu, terciptalah BANYUWANGI (air harum), tempat dimana kebenaran bersinar dlm kegelapan dan cinta bersemayam dalam keabadian

https://d.docs.live.net/de6b7592df147d34/NARASI_FAJRISA_SRITANJUNG.docx

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top