Harmonisasi Keselarasan
Harmonisasi kesederhaan dalam sebuah budaya turun temurun yang terwujud karena kebaikan alam indonesia. Melahirkan kebudayaan warisan kearifan lokal yang memuat nilai historis, nilai religi, nilai sosial, dan nilai budaya dalam membangun hubungan lebih erat, yaitu hantaran. Beberapa daerah Indonesia memiliki sebutan yang berbeda mengikuti bahasa masing-masing seperti lowong (sasak), manyabik atau mairiak (Minangkabau), nganteuran ka sawah (Sunda), Methil/wiwitan (Jawa), Ngirèm (Madura).
Budaya hantaran makanan seorang tuan tanah ke pekerja atau istri kepada suami di sawah, biasa dilakukan ketika mulai masa tanam dan panen. Menu sederhana dengan hamparan tumbuhan dan senyum orang-orang, memberikan cita rasa berbeda yang kenikmatannya tiada tara. Saling bertukar cerita, guyonan disela rehat dahaga memunculkan tenggang rasa. Tertawa anak-anak bermain di pematang sawah, para pekerja yang berbaris rapi menanam dan tuan tanah sedang menyiapkan makanan, menjadi sebuah harmonisasi keselarasan kebaikan yang dihadirkan oleh alam indonesia.Terjaganya alam, terpeliharanya budaya. Menjaga alam sama dengan memupuk silaturahmi.