#Kebaikan Cerita Asli Indonesia
Desain ini terinspirasi dari ritual Hudoq, sebuah tradisi sakral Suku Dayak Bahau yang dilakukan saat membuka lahan baru atau usai panen.
Kisahnya berawal dari Halaeng Heboung, anak Raja Hajaeng, yang mencari mandau yang jatuh di Sungai Kejin. Di sana, ia bertemu Selo Sen Yaeng, makhluk gaib dari dasar sungai. Mereka pun menikah dan dikaruniai anak bernama Buaq Selo. Namun, pertunjukan makhluk gaib yang mereka adakan justru menakutkan, membuat Halaeng dan anaknya melarikan diri ke lumbung padi. Meski akhirnya kembali ke kampung halaman, hubungan dengan Selo tetap terjaga melalui ritual Hudoq.
Topeng Hudoq menggambarkan hewan yang dianggap hama. Dalam desain ini, hewan hama divisualisasikan melalui satwa endemik Kalimantan yang terancam punah, seperti kucing merah, burung enggang, orangutan, dan bekantan. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan kekayaan alam yang semakin langka.
Hudoq bukan sekadar ritual, melainkan simbol harmoni antara manusia dan alam, serta bentuk penghormatan terhadap leluhur. Di tengah tantangan modernisasi, Hudoq tetap menjadi warisan budaya yang tak ternilai dan harus kita jaga sebagai bagian dari kekayaan Indonesia.
Mari bersama-sama melestarikan budaya dan alam kita!