Haidar Fadhilul Ilmi

Ini adalah gambar tentang cerita rakyat dari Jawa Timur yaitu di Magetan. Ini adalah cerita telaga sarangan, yang berkisah tentang sepasang suami (Kyai Pasir) istri(Nyai Pasir) yang sudah tua tapi belum memiliki anak, untuk membantu pekerjaan mereka sebagai petani. Untuk mendapatkan seorang anak akhirnya mereka mencoba untuk berdoa sekhusyuk mungkin di dalam gua kepada sang Hyang Widhi. Karena mereka serius berdoa, akhirnya mereka di beri keturunan, anak mereka diberi nama Joko lelug. Singkat cerita saat Joko lelung sudah besar, bukannya membantu orang tua dia malah sibuk bersemedi terus menerus di dalam hutan. Karena sudah tua Nyai/Kyai pasir akhirnya memutuskan untuk berdoa kembali kepada sang Hyang Widhi. Untuk diberi keabadian agar mereka terus bisa bekerja di ladang. Setelah beberapa hari berdoa, mereka mendengar suara yang berbisik. “Jika kalian ingin mendapatkan keabadian maka kalian harus memakan telur yang ada di ladang kalian”. Setelah mendapat petunjuk, dihari itu juga mereka langsung mencari telur tersebut. Setelah ketemu mereka langsung pulang dan memasaknya. Keesokan harinya saat Kyai Pasir sedang di ladang dia merasa bahwa tangannya sangat enteng untuk menggali, sangat enteng. Namun tak lama dari itu kulit Kyai Pasir mulai gatal2 panas dan memerah. Kejadian tersebut juga dialami oleh Nyai Pasir. Karena tak kuat menahan panas mereka berdua menceburkan diri ke sebuah sungai. Namun di dalam situlah mereka berubah menjadi naga. Karena tidak ikhlas dengan resiko yang mereka dapat, Kyai/Nyai Pasir yang sudah berubah menjadi naga memutuskan untuk menenggelamkan gunung Lawu, dengan cara membuat cekungan. Joko Lelung yang tahu niat tidak baik kedua orang tuanyapun, akhirnya berdoa kepada sang Hyang Widhi, agar orang tuanya bisa tenang. Cekungan yang dibuat oleh kedua naga tersebut terus mengeluarkan air hingga saat ini. Tempatnya sekarang disebut sebagai telaga Sarangan/Pasir

Pesan moral: Sebelum berbuat sesuatu pikirkanlah terlebih dahulu resikonya. Jika sudah memutuskan untuk berbuat sesuatu janganlah sesali resikonya, terimalah dengan Ikhlas

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top