pada zaman dahulu dikisahkan bahwa setiap binatang bisa berbicara layaknya manusia. Di tanah Lampung hiduplah seekor kucing yang memiliki kemampuan luar biasa.
Tidak hanya itu, kucing ini juga dikenal memiliki sifat yang arif dan bijaksana. Berkat kemampuannya, kucing ini dianggap sebagai guru oleh hewan-hewan yang ada di hutan.
Kucing tersebut kemudian mengangkat tiga hewan sebagai muridnya, yakni anjing, harimau, dan singa. Dari ketiga hewan tersebut, harimau menjadi muridnya yang paling pintar dibandingkan yang lainnya.
Sehari-hari harimau ini sering bertanya kepada sang guru. Pertanyaan yang dia lontarkan kepada si kucing juga menyangkut berbagai macam hal, baik pada saat belajar maupun di luar pelajaran yang diberikan.
Salah satu kemampuan yang ingin dikuasai oleh harimau adalah memanjat pohon. Dari semua kemampuan yang dimiliki kucing, hanya memanjat pohon saja yang tidak bisa dilakukan oleh harimau.
Akhirnya harimau meminta kepada sang guru untuk mengajarkannya memanjat pohon. Namun si kucing enggan mengajarkan kemampuan tersebut kepada harimau.
Sebab jika harimau juga bisa memanjat pohon, maka kemampuan yang dimilikinya akan sama secara keseluruhan. Hal ini dianggap kucing bisa membahayakan dirinya di kemudian hari.
Oleh sebab itu, si kucing selalu mengelak ketika harimau memintanya untuk diajarkan memanjat pohon. Namun harimau tanpa henti meminta si kucing untuk mengajarkannya terhadap hal tersebut.
Akhirnya si kucing bertanya kepada harimau untuk apa dirinya ingin menguasai kemampuan memanjat pohon. Si kucing juga bertanya apakah harimau akan menggunakan kemampuannya untuk hal baik atau buruk.
Harimau kemudian menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sang guru. Dirinya menjelaskan bahwa kemampuan yang dia miliki akan dilakukan untuk hal apa saja, baik itu yang bersifat baik maupun buruk.
Si kucing kemudian menegaskan bahwa setiap kemampuan yang dimiliki mesti diamalkan untuk hal-hal yang baik saja. Akhirnya si kucing menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengajarkan kemampuan memanjat kepada harimau.
Harimau merasa kesal dengan perkataan gurunya tersebut. Dirinya kemudian bersumpah akan melawan gurunya.
Selepas menyampaikan ucapan tersebut, harimau langsung mengejar si kucing untuk menerkamnya. Namun si kucing bisa menghindar dengan mudah dan memanjat pohon-pohon yang ada di hutan tersebut.
Harimau merasa kagum di dalam hatinya melihat hal tersebut. Dirinya merasa iri kepada si kucing dan juga ingin bisa untuk memanjat pohon.
Akhirnya harimau menyampaikan sebuah janji kepada si kucing. Dirinya bersumpah bahwa anak keturunannya nanti akan selalu memusuhi kucing.
Meskipun anak keturunannya tidak bisa membunuh kucing, harimau bersumpah akan tetap mengejar hewan tersebut bahkan hanya untuk kotorannya saja. Akhirnya persaingan antara kedua hewan ini terus terjadi hingga saat ini.
Persaingan di masa lalu ini pula yang mengakibatkan kucing selalu menimbun kotorannya sendiri hingga sekarang. Hal ini bertujuan agar si kucing tetap bisa berhati-hati dan tidak ditemukan oleh harimau dengan mudah.