Karya ini terinspirasi dari legenda Malin Kundang, kisah yang telah lama mengajarkan nilai kehidupan kepada masyarakat Indonesia.
Malin Kundang adalah seorang pemuda miskin yang tinggal bersama ibunya di sebuah desa nelayan. Demi mencari kehidupan yang lebih baik, ia merantau dan akhirnya sukses menjadi saudagar kaya. Namun, saat kembali ke kampung halamannya, Malin menolak mengakui ibunya karena malu. Hatinya telah dibutakan oleh gengsi dan kemewahan.
Dengan hati yang hancur, sang ibu berdoa memohon keadilan. Seketika, badai dahsyat menggulung lautan, menghancurkan kapal Malin, dan mengutuknya menjadi batu.
Kisah ini mengajarkan bahwa kesuksesan bukan alasan untuk melupakan keluarga yang telah membesarkan kita. Jangan biarkan gengsi dan penampilan menutupi nilai sejati dari kasih sayang. Semua yang kita miliki hanyalah titipan.