Terinspirasi dari sejarah maritim Kesultanan Melayu Riau, ilustrasi ini menampilkan Lancang
Kuning, kapal megah yang menjadi kebanggaan para bangsawan Riau. Dengan ukuran yang sangat
besar, kapal ini dahulu berperan sebagai pemimpin armada perang maritim, mencerminkan kekuatan
dan kejayaan Nusantara.
Warna kuning keemasan yang mencolok menjadikan Lancang Kuning sebagai ikon yang kuat pada
masanya, melambangkan kebesaran dan kemuliaan budaya Melayu. Keagungan kapal ini pun
diabadikan dalam lagu rakyat legendaris Lancang Kuning, yang hingga kini masih menggema dalam
budaya Melayu.
Di balik kapal, menjulang megah Gunung Daik Lingga yang bercabang tiga, sebuah simbol keteguhan
yang terkenal sejak era Kesultanan Melayu. Gunung ini sering diibaratkan seperti taring naga yang
kokoh dan misterius, serta diabadikan dalam pantun nasihat yang tertuang dalam literatur sejarah
Melayu:
“Pulau Pandan jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga,
Hancur badan dikandung tanah,
Budi yang baik dikenang juga.”
Melalui ilustrasi ini, Lancang Kuning dan Gunung Daik Lingga dihadirkan kembali sebagai warisan
kejayaan Melayu yang abadi, selaras dengan filosofi teh botol Sosok yang mengangkat nilai-nilai
tradisi dalam kemasan modern