Jessica Levi Utami

Wajah Asli Kebaikan Indonesia: “Meong Palo Karellae”.

Dalam subtema “Kebaikan Cerita Asli Indonesia,” saya mengangkat kucing sebagai objek universal yang juga memiliki tempat spesial dalam khazanah cerita asli Indonesia. Meong Palo Karellae merupakan salah satu kisah dalam tradisi Bugis, di mana kisah kucing belang tiga yang langka ini mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan. Seperti tradisi Nusantara lainnya, cerita-cerita asli Indonesia seperti ini harus dilestarikan karena sarat akan nilai kebaikan yang selayaknya menjadi bagian dari jati diri manusia Indonesia.

Dalam salah satu versi kisahnya, Meong Palo Karellae ini mengalami perjalanan hidup yang berliku. Awalnya kehidupannya baik dan sejahtera karena memiliki tuan yang berbudi luhur. Namun kemudian kondisi tersebut berbalik 180 derajat menjadi kepedihan karena dirinya berpindah tuan. Kejadian ini pun berulang walau dia sudah berusaha menyelamatkan diri. Meong Palo Karellae pun akhirnya sampai di lumbung padi, tempat bersemayam Sangiang Serri (Dewi Padi).

Karena tidak ada tempat yang baik di bumi, Sangiang Serri dan Meong Palo pun kembali ke langit. Tentu kepergian Sangiang Seri berdampak kepada kondisi pertanian di bumi. Sangiang Serri mengadu kepada Batara Guru, ayahnya tentang perilaku buruk masyarakat bumi. Ayahnya pun meminta Sangiang Serri kembali ke bumi.

Meong Palo menyertai Sangiang Serri kembali ke bumi, mereka pun disambut dengan baik di Barru. Sangiang Serri pun memberikan persyaratan untuk dijalankan masyarakat bumi mengenai: kerukunan, kesiagaan, kebijaksanaan, rasa cukup, sopan santun, integritas dan penguasaan diri.

Semoga Meong Palo ini menghadirkan spirit “Wajah Asli Kebaikan Indonesia”—kearifan lokal yang memiliki daya tarik mendunia. Seperti kisah Meong Palo Karellae, kita pun bisa menjadi pembawa kebaikan universal bagi sesama, dengan cara yang otentik dan berakar pada budaya kita sendiri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top