Kebaikan Pemuda-Pemudi Indonesia: Maju Tak Gentar
Maju Tak Gentar
Membela yang benar
Maju Tak Gentar
Hak kita diserang
Bait pertama di atas adalah sepenggal lirik dari mars Maju Tak Gentar, sebuah lagu yang membakar semangat para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada akhir tahun 1945. Sebelumnya berjudul Maju Putera-Puteri Indonesia, lagu ini diciptakan oleh Cornel Simanjuntak pada tahun 1944, saat ia berusia 23 tahun.
Cornel Simanjuntak, komponis berdarah Batak kelahiran Siantar tahun 1921, menamatkan studinya di HIS Xaverius College, Muntilan, pada tahun 1942. Ia kemudian memulai karier sebagai guru di Magelang dan Jakarta. Bakat musiknya yang terus diasah membawanya bergabung dengan Kantor Kebudayaan Jepang selama masa pendudukan. Beberapa karyanya yang melegenda antara lain Maju Tak Gentar, Tanah Tumpah Darahku, Mekar Melati, dan Ku Pinta Lagi.
Pada tahun 1945–1946, Cornel tidak hanya berkontribusi lewat musik, tetapi juga turun langsung ke medan pertempuran demi mempertahankan kedaulatan Indonesia yang baru merdeka. Namun, perjuangannya harus terhenti ketika ia menderita TBC kronis dan akhirnya meninggal pada 15 September 1946 di Sanatorium Pakem, Yogyakarta.
Kisah hidup Cornel Simanjuntak menjadi bukti nyata bahwa pemuda Indonesia mampu mewariskan api perjuangan bagi masa depan yang lebih baik, meskipun dalam situasi yang penuh gejolak.