Mariam Rabiatul Adawiyah

Di masa ketika dunia masih sepi, Naga Anta menangis. Airmatanya jatuh ke tanah, menyatu dengan bumi, dan melahirkan sebutir telur emas. Dari telur itu, lahirlah Nyi Pohaci, sosok bercahaya dengan kelembutan yang membawa keberkahan.

Saat kakinya menyentuh bumi, tanah yang tandus berubah
menjadi hutan hijau. Dari tangannya yang terulur, mengalir sungai jernih,menyuburkan sawah dan ladang. Di setiap langkahnya, tumbuh pohon-pohon rindang, padi keemasan, bunga-bunga liar yang mekar indah dan kebun-kebun menghasilkanlalapan yang segar.

Daun kemangi yang wangi, selada yang hijau, kacang panjang
yang renyah, dan mentimun yang sejuk. Berkatnya, rakyat tidak hanya memilikipadi untuk bertahan hidup, tetapi juga anugerah lalapan yang melimpah, menjadikan hidangan mereka lebih lengkap dan penuh rasa.

Para petani yang dulu berjuang dalam kekeringan kini bersukacita. Mereka memanen padi, air mengalir tak henti, ayam-ayam berkeliaran di
ladang, dan hutan kembali hidup. Semua berkat kasih dan berkah Nyi Pohaci, yanghadir untuk menjaga keseimbangan alam dan memberi kehidupan bagi manusia.

Sejak saat itu, setiap hidangan lalapan di Tanah Sunda bukan
hanya sekadar makanan, tapi juga warisan dari sang Dewi Padi, simbol kesuburandan kesejahteraan yang tak pernah pudar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top