Muhammad Reza

Tari Sigeh Penguten bukan sekadar tarian penyambutan, tetapi juga simbol kebaikan yang tertanam dalam budaya Lampung. Setiap geraknya, terutama Gerak Sembah, menggambarkan rasa hormat, ketulusan, dan penghormatan kepada tamu serta Sang Pencipta. Tepak sirih yang disuguhkan dalam tarian ini melambangkan keramahan dan kehangatan masyarakat Lampung dalam menerima siapa pun yang datang.

Dalam karya ini, kekayaan budaya Lampung tergambar melalui kehadiran Tapis Lampung, Menara Siger, dan Batik Gajah Lampung, yang merepresentasikan warisan luhur yang terus dijaga. Alam yang melingkupi, seperti pohon kopi, Pulau Tegal Mas, Curup Putri Malu, dan dunia bawah laut Pahawang, mencerminkan kesuburan dan pesona alam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Sementara itu, kehadiran pemuda-pemudi sebagai penari menegaskan bahwa generasi muda adalah penerus yang menjaga dan menghidupkan budaya ini agar tetap lestari.

Melalui Tari Sigeh Penguten, kita diajak untuk memahami bahwa kebaikan bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam gerakan, tradisi, dan warisan budaya. Sebuah cerita asli Indonesia yang terus hidup dalam langkah-langkah penuh makna.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top