Hayo, siapa di sini yang merasa belum makan kalau belum makan nasi?
Bagi warga Indonesia, nasi itu udah menjadi makanan pokok wajib yang harus ada di setiap hidangan. Tapi, kalian udah tau belum kisah turun temurun di balik setiap butir nasi yang kita makan?
Kalo ngomongin soal nasi, kita gabisa lepas dengan Legenda Dewi Sri. Beliau dipercayai sebagai dewi yang membawa kesuburan dan mengajarkan manusia cara bercocok tanam. Berkat Dewi Sri, manusia akhirnya bisa mengenal padi dan hidup dari hasil panen yang melimpah. Keberadaannya begitu dihormati, sampai-sampai di banyak daerah —terutama Jawa dan Bali— ada tradisi khusus sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan Dewi Sri sebelum masa panen lho.
Salah satunya adalah Methik Pari, sebuah ritual panen pertama yang dilakukan dengan penuh penghormatan. “Methik” berarti “Memetik”, sementara “pari” berarti “padi” dalam bahasa Jawa. Ritual ini biasanya dilakukan 3-5 hari sebelum panen, saat padi mulai menguning. Dalam Methik Pari, ada yang namanya sesajen Cok Bakal, sebuah persembahan berisi rempah-rempah, umbi-umbian, beras, bunga, dan makanan tradisional— sebagai doa agar panen berjalan lancar dan hasilnya berlimpah.
Tradisi ini bukan sekedar ritual untuk ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen tetapi juga mengajarkan kita sebagai manusia untuk menghargai alam yang memberi kehidupan. Semoga dengan ini, kita selalu ingat untuk bersyukur kepada Tuhan atas kelimpahan rezeki dan menghargai jerih payah para petani yang telah menanam dan memanen beras untuk makanan pokok kita!