Legenda cerita Buto Gedruk terinspirasi dari cerita perang Prabu Baka dan Babad Tanah Jawa yang kemudian sering ditampilkan dalam sebuah tarian. Tarian ini mengambil unsur ‘garang’ dari kemarahan sang raksasa. Buto digambarkan dalam sebuah kostum menyeramkan dengan raut kemarahan. Simbol inilah menjadi keyakinan warga Lereng Merapi akan kemarahan sang raksasa. Kerusakan alam, eksploitasi, pembukaan lahan akibat ulah tangan manusia.
Buto Gedruk mengajarkan bahwa penampilan luar tidak selalu mencerminkan hati seseorang. Dari kisah Buto Gedruk, kita belajar bahwa di balik sosok yang tampak menakutkan, tersimpan niat baik untuk menjaga dan melindungi. Dalam beberapa versi, Buto Gedruk digambarkan sebagai penjaga desa yang menakut-nakuti roh jahat agar tidak mengganggu penduduk.
Ada juga cerita yang mengatakan bahwa Buto Gedruk adalah perwujudan simbolik dari manusia yang harus belajar mengendalikan amarah dan keburukan dalam dirinya untuk mencapai kebaikan.
Dalam tarian, biasanya Buto Gedruk ditampilkan bersamaan dengan Tari Jaran Kepang atau jathilan yang memiliki makna filosofis yang mendalam. Tarian ini dianggap merupakan bentuk dari peperangan pada zaman kerajaan.
#WajahAsliKebaikanIndonesia
#tehbotolsosro
#ApapunBudayanya
#SebotolKaryaAnakBangsa
Yuk ikuti kompetisinya! @bayuagung_pr @adelita_deta @cinglalala