Di tengah Sungai Barito, Pulau Kembang menyimpan legenda yang diwariskan turun-temurun. Konon, pulau ini berasal dari kapal yang tenggelam secara gaib saat mencoba menguasai Kerajaan Banjar. Seiring waktu, daratan ini dihuni monyet-monyet liar, dan dalam cerita rakyat, ada satu monyet putih yang dipercaya sebagai penjaga pulau.
Nama Pulau Kembang berasal dari tradisi peziarah yang menaburkan bunga sebagai penghormatan bagi mereka yang tenggelam. Seiring waktu, tempat ini juga dijadikan lokasi sesembahan, menambah nuansa mistisnya.
Ilustrasi ini menggambarkan Pulau Kembang sebagai perpaduan legenda dan alam Kalimantan, di mana monyet-monyet menjadi simbol kehidupan liar yang berdampingan dengan kisah mistis yang diwariskan turun-temurun. Sosok monyet putih dipercaya sebagai penjaga pulau, sementara bunga-bunga yang bermekaran melambangkan asal-usul namanya.
Latar belakang yang hangat dan dinamis menghadirkan nuansa magis, dengan kapal kecil yang mengingatkan pada legenda terbentuknya pulau ini. Melalui perpaduan warna dan elemen budaya, ilustrasi ini menangkap esensi kebaikan dalam cerita asli Indonesia—warisan yang terus hidup di alam dan ingatan masyarakat.