Pandhu WIranata

Nāṭyamāyā (नाट्यमाया) atau bisa disebut dengan Ilusi Panggung, kata tersebut mewakili dunia seni pertunjukan yang penuh makna dan simbolisme. Topeng khas kota Cirebon sering kali bercerita tentang perjalanan dalam mencari jati diri atau merebut kembali tahta yang hilang. Sedangkan Sinden Jawa, yang sering tampil dalam pertunjukan wayang kulit, ketoprak, atau klenengan, juga memainkan peran penting dalam menyampaikan cerita. Mereka tidak hanya menyanyikan tembang-tembang indah, tetapi juga berfungsi sebagai penjaga alur narasi, memberikan makna filosofis dalam setiap lirik yang dinyanyikan. Pun–juga lukisan Bambang Soeprapto yang berjudul “Benih Yang Bertahan, Kan Merekah,” adalah sebuah permohonan yang dipahatkan dengan jari-jari sunyi di kanvas birunya.
Bicara tentang Kebaikan Cerita Asli Indonesia bukan hanya harapan yang menunggu, tetapi juga pernyataan tentang ruang yang terisi oleh waktu. Ia berbicara dalam bisu, seperti bunga yang mekar tanpa suara, membisikkan pada kita bahwa di tengah kegelapan, ada sesuatu yang sedang menanti untuk ditemukan. Kita diingatkan untuk tidak lupa pada akar spiritual kita. Sebab, sebagaimana topeng Rumyang tanpa penari, Sinden tanpa suara dan memerlukan tubuh, kita juga adalah tubuh-tubuh yang akan hilang, meninggalkan kepala sebagai satu-satunya warisan sejati: pemikiran, perbuatan, dan nama baik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top