Tema : Wajah Asli Kebaikan Indonesia
Subtema : Kebaikan Pemuda Pemudi Indonesia
Judul : Tanah Empo Maro
Karya ini terinspirasi dari sebuah desa desa adat terpencil di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dan bagaiman perjuangan pemuda kita untuk melestarikan budaya didalamnya.
Judul Tanah Empo Maro ini terinspirasi dari legenda desa Waerebo, yang diman Empo Maro merupakan nenek moyang yang menemukan desa ini. Awal kisah Empo Maro berlayar dari Pulau Sumatra hingga ke Labuan bajo, karena melarikan diri dari kampungnya karena difitnah dan ingin dibunuh. Dalam proses pelarian tersebut Empo Marobermimpi bertemu dengan seorang petua yang berbicara kepada Maro untuk menetap dan berkembang di Kampung Wae Rebo. Maro mengikuti apa yang petua itu katakan. Ia bersama istrinya mencari Kampung Wae Rebo tersebut.
Waerebo, desa yang dikelilingi pegunungan dan panorama hutan tropis lebat di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores. Memiliki budaya bangunan yang khas, yaitu bangunan Mbaru Niang, yang pada tahun 2000an mengalami kerusakan karena usia. Melihat budaya khas yang unik ini mulai pelan-pelan mengalami kerusakan, pada tahun 2008 pemuda arsitek indonesia bersama arsitek Yori Antar berkunjung dan berkomitmen untuk merekonstruksi dan melestarikan budaya waerebo terutama Mbaru Niang.
Dari keunikan dan ke khas dari Waerebo ini sendiri, dan kehebatan pemuda arsitek indonesia dalam merevitalisasi sebuah bangunan yang memiliki budaya, sejarah, dan arti yang sangat kaya ini, yang menginspirasi saya untuk menjadikan tema dalam karya ini. Selainitu juga saya ingin menjadi bagian dari kelompk pemuda yang memberikan awareness untuk Mbaru Niang pada Dunia.
Karena hal tersebutlah karya Tanah Empo Maro tercipta.