Sebagai anak muda yang berasal dari suku Bugis di Sulawesi Selatan, saya mengangkat judul karya ini bukan sekedar cerita kuno, tapi warisan epik yang mencerminkan semangat petualangan, kebijaksanaan, dan keseimbangan hidup dalam budaya Bugis. Kisahnya dimulai dari Batara Guru, dewata yang diturunkan ke bumi untuk membawa peradaban, lalu berlanjut ke Sawerigading, seorang pangeran dari Luwuq yang dikenal dengan keberaniannya mengarungi samudra luas demi menemukan cinta dan takdirnya. Perjalanan penuh rintangan dari menghadapi badai besar, bertarung melawan makhluk mitologi, hingga menaklukkan negeri seberang. Tapi lebih dari sekedar petualangan, La Galigo mengajarkan nilai-nilai tentang keberanian menghadapi tantangan, kesetiaan pada takdir, serta hubungan harmonis antara manusia, alam, dan para dewa (tuhan).
Filosofi ini terasa dekat dengan Teh Botol Sosro, yang terus bertahan dan berkembang dari generasi ke generasi, tetapi menjaga rasa otentik dan nilai budaya Indonesia. Sama seperti La Galigo yang diakui dunia sebagai salah satu epik terpanjang, saya ingin desain ilustrasi ini mengangkat spirit nusantara yang kuat, penuh makna dan tak lekang oleh waktu.