Malam menyelamatkan hutan Nusantara dengan ketenangan yang sarat makna. Cahaya rembulan menyinari, menghasilkan kelopak bunga raflesia dan tumbuhan yang mekar megah di tanah yang subur. Harum melati menyusup di antara angin yang berembus lembut, sementara anggrek-anggrek menari perlahan di dahan pepohonan tinggi.
Alam bukan sekedar tempat, tapi jiwa yang hidup, nafas kehidupan yang berbisik kepada mereka yang mau mendengarnya. Dalam gelap yang damai, seorang dalang memainkan wayang, menyampaikan kebijaksanaan leluhur, sementara jemari menggandakan kain di bawah cahaya rembulan, mengikat harapan dalam tiap jalinan benang. Seorang penari melangkah lembut, gerakannya adalah syukur yang menyatu dengan angin dan bumi, sementara di sudut lain, seseorang bersimpuh dalam doa, memohon agar alam tetap terjaga, menjadi rumah yang penuh kedamaian bagi semua makhluk.
Alam adalah teman yang setia, hadir dalam setiap langkah kehidupan. Ia memberi ruang bagi manusia untuk berkreasi, menari, berkarya, dan berdoa dalam kedamaiannya. Dengan kesetiaannya, ia mengajarkan keseimbangan, tentang bagaimana memberi dan menerima, tentang bagaimana hidup berdampingan dengan keindahan dan kebajikan.
Maka dari itu, alam Indonesia adalah harta yang tak ternilai. Ia adalah anugerah yang perlu dijaga dan dirawat, agar keindahannya tidak hanya menjadi kenangan, tetapi tetap nyata, lestari, dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Seperti dalam ilustrasi yang saya buat, alam adalah panggung kehidupan, tempat manusia dan keindahan menyatu dalam harmoni yang abadi.