Karya ini tercipta dari pengalaman pribadi saya yang sangat mengagumi tanah perantauan saya, Sumatera Utara. Menghabiskan waktu sebulanan untuk melaksakan KKN 4 tahun lalu di Pulau wisata dunia Samosir dengan ikon pertunjukan Si Gale-galenya, membuka mata saya akan keindahan Danau Toba. Air danau yang jernih dan sejuk membuatku seketika ingin tenggelam kedalamnya.
Beberapa hewan endemik Danau Toba adalah Ikan Mas. Ikan Mas memiliki makna sakral dalam budaya Batak Toba yaitu lambang kesuburan dan kemakmuran. Selain itu ada pula Ikan Pora-pora, ikan kecil ini seingat saya beberapa puluh tahun yang lalu, memiliki rasa yang sangat khas, manis dan gurih. Sayangnya ikan ini sudah sangat sulit ditemui karena semakin langka. Selain itu Danau Toba juga sudah tercemar dengan kedatangan ikan Red Devil yang memangsa ikan-ikan kecil endemik lainnya.
Saya ingat kala itu jalur pendakian Sibayak ditutup sementara karena Gunung Sinabung meletus. Banyak yang mengaitkan ini sebagai alarm alam untuk manusia yang sudah mulai melupakan alam dan lingkungan.
Salah satu wisata yang sangat jarang dibicaran di dalam negeri, namun sangat terkenal di luar negeri adalah Pantai Sorake. Beberapa bulan lalu saya berkunjung ke Nias, banyak sekali orang asing berlalu lalang di sepanjang rute sekitar pantai ini. Sungguh, membuat saya bertanya kenapa orang-orang membuang banyak uang untuk pergi ke Bali padahal pantai di Pulau Nias sangatlah indah!
Sumatera Utara juga memberi hasil alam yang luar biasa, salah satunya Kopi Sidikalang, yang merupakan salah satu kopi Nusantara terbaik dari Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Selain itu hasil alam yang dulu sempat viral adalah Buah Jeruk. Apa kalian masih ingat dengan oleh-oleh satu truk buah Jeruk untuk presiden Jokowi kala itu?
Yup, tanah Karo dikenal dengan ke kayaan alam buah dan bunga. Sampai-sampai, setiap tahunnya pemerintah tanah karo merayakan festival buah dan bunga sebagai wujud syukur untuk alam.
Gambar seorang anak muda sedang mengedendarai perahu atau dalam bahasa Batak disebut dengan Marsolu. Gambar ini saya buat sebagi simbol manusia yang mencintai dalam dengan menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti perahu yang tidak memberi cemar bagi Danau Toba dan endemik di dalamnya. Anak muda ini juga menggunakan Ulos Ragi Hotang, yaitu kain tenun tradisional Batak Toba yang biasanya diberikan orang tua untuk anaknya yang telah berumah tangga sebagi simbol ikatan kasih sayang. Begitu pula manusia dengan alam, diharapkan dapat saling mencintai dan saling menjaga satu sama lain. Karena sejatinya manusia dan alam akan hidup berdampingan selamanya. Melestarikan alam bukan hanya tugas Pemerintah ataupun para Petua Adat. Namun tugas semua penduduknya yang dilambangakan dengan gambar siluet rumah-rumah adat pada background illustrasi ini.
Jika dipikir kembali, Illustrasi ini tidak hanya mengangkat tema Kebaikan Alam, tapi juga Kebaikan Pemuda-Pemudi, dan Kebaikan Cerita Asli Sumatera Utara.