Kisah Sri Tanjung adalah salah satu cerita rakyat yang terkenal di Jawa, terutama di daerah Banyuwangi, yang mengandung unsur tragis, moral, dan kisah cinta yang mendalam.
Suatu hari, Sri Tanjung bertemu dengan seorang pria bernama Raden Banterang. Mereka jatuh cinta dan kemudian menikah. Namun, meskipun mereka saling mencintai, hidup mereka tidak berjalan mulus.
Setelah menikah, kehidupan Sri Tanjung dan Raden Banterang tidak selalu bahagia. Raden Banterang memiliki sifat yang mudah cemburu dan curiga. Ia mendengar desas-desus yang mengatakan bahwa istrinya, Sri Tanjung, telah berselingkuh. Padahal, desas-desus tersebut tidak benar dan hanya fitnah belaka. Namun, karena perasaan cemburu dan marah, Raden Banterang tidak mempercayai istrinya dan memutuskan untuk membuangnya.
Dengan hati yang penuh kecurigaan, Raden Banterang memerintahkan untuk membuang Sri Tanjung ke sungai. Sebagai bentuk penghukuman, Sri Tanjung dibuang ke sungai tanpa daya, meskipun ia tidak bersalah.
Ketika tubuh Sri Tanjung dibuang ke sungai, keajaiban terjadi. Air sungai yang biasanya keruh dan berlumpur mendadak menjadi sangat jernih dan harum. Kejadian ini menarik perhatian banyak orang yang berada di sekitar sungai. Mereka melihat tubuh Sri Tanjung yang telah meninggal, dan menyadari bahwa ia adalah seorang wanita yang sangat mulia dan baik hati.
Sri Tanjung kemudian dihormati dan dipuja oleh masyarakat. Nama Sri Tanjung dikenal sebagai simbol dari kesucian, kebaikan, dan ketulusan hati. Kisah ini mengajarkan banyak nilai moral, terutama mengenai pentingnya kepercayaan dalam hubungan, serta bahaya prasangka buruk dan kecurigaan tanpa dasar.
Nama “Banyuwangi” berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu “Banyu” yang berarti air dan “Wangi” yang berarti harum. Ini merujuk pada kejadian dalam cerita Sri Tanjung, di mana air sungai yang membawa tubuh Sri Tanjung menjadi sangat jernih dan harum. Kejadian tersebut kemudian menjadi simbol bagi kota ini, yang diharapkan dapat menjadi tempat yang harum dan dikenal ke seluruh penjuru dunia, seperti harum air yang membawa tubuh Sri Tanjung.