Syabania Najiha Najwa

✨Cerita Kebaikan dalam Damar Kurung ✨

Damar Kurung adalah warisan budaya khas Gresik, Jawa Timur, yang telah menjadi bagian penting dari budaya lokal. Secara etimologis, “damar” berarti lampu atau pelita, dan “kurung” berarti sangkar atau penutup, sehingga Damar Kurung dapat diartikan sebagai pelita yang ditutup atau dilindungi.

Damar Kurung memiliki bentuk kubus dengan empat sisi yang dilapisi kertas bergambar, dan
biasanya digantung sebagai hiasan atau penerangan, terutama saat bulan Ramadan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Damar Kurung telah ada sejak abad ke-16 pada masa Sunan Prapen. Seni ini kemudian dipopulerkan kembali oleh seniman bernama Masmundari pada tahun 1986, yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Gresik dalam lukisan dua dimensi pada lentera tersebut.

Nyonya Muluk adalah sosok dalam lukisan Damar Kurung karya Masmundari, digambarkan
sebagai perempuan besar bergaun dengan perhiasan dan sayap, dikelilingi figur lebih kecil. Karakter ini terinspirasi dari pertemuan Masmundari dengan Ratu Belanda, mencerminkan perpaduan budaya Timur dan Barat.

Melalui Nyonya Muluk, Masmundari merepresentasikan harapan, impian, dan identitas perempuan Jawa dalam konteks pascakolonial, sekaligus bentuk resistensi terhadap dominasi budaya kolonial. Lukisan ini juga menjadi dokumentasi sosial masyarakat Gresik pada masanya.

Damar Kurung bukan sekadar lentera hias, tapi juga pembawa cerita dan nilai kebaikan dalam budaya Gresik. Melalui gambarnya, kita bisa melihat kisah kehidupan sehari-hari, tradisi, dan harapan masyarakat, mengajarkan bahwa kebaikan selalu menerangi jalan siapa pun yang menjaganya.

Seperti sosok Nyonya Muluk dalam lukisan Damar Kurung karya Masmundari—ia melambangkan perpaduan budaya, kekuatan perempuan, dan kebijaksanaan dalam menghadapi perubahan zaman. Kisah-kisah dalam Damar Kurung mengajarkan bahwa kebaikan akan selalu menemukan jalannya, sama seperti cahaya yang bersinar dari dalam lentera ini.

Mari kita terus jaga dan lestarikan warisan budaya ini, agar cahaya kebaikannya tak pernah padam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top