Gerhana matahari merupakan kejadian ilmiah dimana matahari, bulan dan bumi secara bersamaan saling bersinggungan dalam satu garis. Bulan berada di antara matahari dan bumi sehingga cahaya matahari tertutup sebagian (atau penuh) oleh bulan.
Dalam kepercayaan Jawa kuno yang masih sangat kental dengan pengaruh budaya hindu-buddha, terjadinya gerhana matahari dipercaya batara kala sedang menelan matahari (surya) dan bulan (chandra). Namun, karena telah dipenggal oleh dewa wisnu, kejadian tersebut hanya terjadi sementara dan matahari dapat segera terlihat kembali. Dalam kepercayaan ini, kejadian gerhana matahari dipecaya dapat membawa malapetaka dan kesialan, sehingga tumbuhlah kebiasaan dan tradisi dalam masyarakat untuk melakukan ritual seperti memukul lesung dan alu, membunyikan suara suara keras seperti memukul gamelan, kentongan, serta menaruh sesajen.
Meskipun begitu, Hingga kini beberapa masyarakat di pedesaan Jawa masih mempertahankan tradisi ini, meskipun banyak juga yang sudah memahami gerhana secara ilmiah. Namun, beberapa kepercayaan seperti memukul lesung dan berdoa bersama masih dilakukan di beberapa daerah sebagai bagian dari warisan budaya dan bentuk gotong royong bersama.