Di sebuah lereng gunung, terdapat kebun teh yang dijaga oleh peri penuh kasih. Dengan sentuhan ajaibnya, ia merawat setiap daun teh, membisikkan kata cinta, dan menari di antara pohon-pohon agar tetap segar dan harum.
Suatu hari, angin kering membuat daun-daun layu, dan panen pun menurun. Sang peri lalu mengumpulkan embun dan menari di bawah sinar bulan, menghidupkan kembali kebun dengan cahaya keemasan. Sejak itu, teh yang dipetik menjadi lebih wangi dan enak tiada tara.