A.NUR FAISAL SANI

Di tengah lanskap budaya Makassar yang kaya, sekelompok pemuda mengenakan pakaian adat khas dengan baju merah, sarung kotak-kotak, dan Passapu penutup Kepala, tengah menampilkan permainan “Ma’raga”. Secara Historikal Di zaman dahulu, seseorang yang ingin menjadi prajurit kerajaan Gowa harus menguasai seni Ma’raga, karena dianggap sebagai latihan kelincahan, keseimbangan, dan ketahanan fisik. Selain itu, Ma’raga juga dianggap memiliki unsur spiritual karena gerakannya sering dikaitkan dengan doa atau mantra untuk mendapatkan kelancaran dan keberkahan.
Maraga bukan sekadar hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan dan solidaritas. Para pemain saling menopang, membangun formasi akrobatik yang mencerminkan kepercayaan satu sama lain. Beberapa dari mereka melompat dengan lincah, sementara yang lain berdiri teguh sebagai pijakan bagi teman-temannya. Tak hanya itu, terlihat juga bola rotan yang digunakan dalam permainan ini, menambah tantangan dalam setiap gerakan mereka.
Latar belakang menampilkan rumah adat khas Makassar dan Mesjid 99 Kubah dengan arsitektur yang kokoh dan megah, sementara langit Senja menggambarkan semangat dan keberanian masyarakatnya. Ilustrasi ini tidak hanya menampilkan keindahan seni dan budaya Makassar, tetapi juga setiap elemen dalam karya ini adalah refleksi dari nilai-nilai luhur seperti kerja sama, ketekunan, dan keberanian yang telah menjadi bagian dari identitas mereka sejak dahulu kala. dan kebersamaan yang menjadi wajah asli kebaikan Indonesia Sebagaimana angin berembus membawa kesejukan, demikian pula budaya Indonesia menghadirkan kehangatan bagi siapa pun yang mengenalnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top