Goro goro
Dalam pementasan wayang di jawa ada sebuah adegan yang selalu di tunggu oleh para penonton setelah lewat tengah malam. Adegan ini masuk dalam bagian babak kedua atau dalam bahasa pewayangan disebut pathet songo. Pathet songo terdiri dari 7 adegan dan salah satunya adalah Goro goro.
Goro goro adalah penampilan para pemuda dan lurah asal karang kadempel yang biasa kita kenal dengan sebutan PUNOKAWAN.
Ki lurah Semar beserta anak-anaknya Gareng, Petruk, dan Bagong, muncul bersama dalam adegan ini. Dengan diiringi musik serta penyayi ataupun pelawak sebagai pelengkapnya. Keempat abdi punokawan berdendang , bernyanyi, berjoget serta tak lupa memberikan wejangan yang disajikan secara ringan dan penuh humor.
Goro goro sendiri dalam filosofi jawa mempunyai arti penyelesaian sebuah masalah janganlah dengan emosi. Selesaikan masalah dengan tenang dan utamakan musyawarah.