Karya ini terinspirasi dari kisah legenda Papua versi suku FakFak. Menurut legenda Di pegunungan Bumberi, Fak-fak, hiduplah seorang perempuan tua bersama anjing betina yang menjadi sahabatnya. Suatu hari, mereka menemukan buah pandan ajaib yang membuat anjing itu melahirkan seekor anak anjing, dan perempuan tua itu melahirkan seorang anak laki-laki bernama Kweiya. Ketika dewasa, Kweiya bertemu seorang pria tua yang memberinya kapak besi, yang memudahkan pekerjaannya membuka lahan. Pria itu kemudian menikahi ibu Kweiya, dan mereka hidup bersama hingga memiliki anak-anak lain. Namun, saudara tiri Kweiya iri padanya dan melukainya. Merasa tersakiti, Kweiya berubah menjadi burung cenderawasih, diikuti oleh ibunya. Sementara itu, saudara-saudaranya yang menyesal berubah menjadi burung-burung lain, dan ayah mereka,sangat sedih dan kecewa.