Airuliya Putri Pertiwi

Dahulu kala, di sebuah desa pesisir, hiduplah seorang pemuda bernama Malin Kundang. Dengan tekad mengubah nasib, ia berlayar ke negeri seberang, meninggalkan ibunya yang setia menunggu. Tahun demi tahun berlalu, hingga Malin kembali sebagai saudagar kaya, namun kesombongan meracuninya. Ia menolak mengakui ibunya yang renta, mengusirnya dengan hinaan.

Hati seorang ibu yang hancur melantunkan doa penuh luka. Langit menghitam, gelombang bergemuruh, dan petir menggelegar. Malin dan kapalnya terhantam kutukan, tubuhnya membatu sebagai peringatan abadi akan dosa durhaka. Kini, di tepian pantai, batu yang menyerupai sosok manusia itu menjadi saksi bisu tentang keangkuhan yang membawa kehancuran.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top