“Kebaikan Pemuda Pemudi Indonesia: Gema Dugder”
Warisan yang hidup_
Langit senja Semarang berpendar dengan cahaya kembang api yang meledak indah, menyelimuti suasana kota dengan kilauan warna-warni. Di tengah hiruk-pikuk perayaan, sekelompok pemuda dengan penuh semangat mengarak Warok Ngendog, sosok ikonik dalam tradisi Dugderan. Mereka berjalan beriringan, mengenakan pakaian khas dengan corak yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Wajah-wajah mereka berseri, penuh kebanggaan atas warisan leluhur yang mereka jaga.
Di sekeliling mereka, remaja perempuan menari dengan anggun, mengikuti irama tabuhan bedug dan musik tradisional yang menggema di udara. Gerakan mereka lincah, penuh ekspresi, seakan merangkai cerita tentang kejayaan dan keberanian. Kaki-kaki mereka menari di atas jalanan yang dipenuhi oleh sorak-sorai masyarakat, yang turut larut dalam kemeriahan pesta rakyat ini.
Dugderan bukan sekadar perayaan, tetapi simbol keberlanjutan budaya. Di tengah gemerlap kembang api yang meledak di langit, para pemuda ini membuktikan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang usang, melainkan sesuatu yang terus hidup dalam jiwa mereka. Warok Ngendog diarak, tarian dimainkan, dan Dugderan terus berkibar sebagai warisan yang tak lekang oleh waktu.